NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP, & GNP INDONESIA
I. Pendahuluan
Setelah membaca dan mempelajari tentang Perekonomian Indonesia dan beberapa sistem perekonomian yang ada di dunia. Sekarang kita akan membahas beberapa elemen penentu dari maju atau tidaknya suatu perkonomian di dunia, termasuk Indonesia.
Dengan membaca tulisan ini anda diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan mengenai Neraca pembayaran, Pendapatan nasional serta dapat menghitung GDP, GNP, NNP, NNI, PI dan DI.
Neraca pembayaran, pendapatan nasional, produk domestik bruto atau GDP, dan produk nasional bruto atau GNP adalah elemen-elemen penting dalam suatu perekonomian negara, karena dengan mengetahui dan mempelajari ke empat hal tersebut, kita dapat mengetahui, menganalisis, dan menetukan hasil dari kebijakan ekonomi yang diajalankan suatu negara. Apakah mempunyai dampak positif? Apakah berjalan dengan baik? Dan dapat menentukan kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara.
II. Pembahasan
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Sejarah Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Konsep Pendapatan Nasional
Kinerja perekonomian dari suatu negara dalam periode tertentu dapat diukur melalui satu indikator penting yakni data pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional (national income) menyajikan ukuran-ukuran keseluruhan / agregat nilai dasar dari seluruh barang dan jasa dalam bentuk jadi / akhir, yang diproduksi dalam perekonomian yang bersangkutan selama jangka waktu satu tahun. Konsep ini dapat diukur dari sisi produksi, penerimaan dan pengeluaran.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
* Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
* Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
* Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
* Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
* Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
* Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
Perbedaan GNP dan GDP
GNP – GDP = Net Factor Income Abroad (penerimaan bersih pendapatan
faktor produksi dalam hubungan antar negara)
GNP = A + B
GDP = A + C
R = B – C
Dimana :
A = Hasil faktor produksi warga negara Indonesia di dalam negeri
B = Hasil faktor produksi warga negara Indonesia di luar negeri
C = Hasil faktor produksi warga negara asing di Indonesia
R > 0 → B > C → GNP <>
R <> GDP → Modal DN lebih dominan
R = 0 → B = C → GNP = GDP → Modal LN dan DN seimbang
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
1. Production Approach
Menurut definisi, GNP dan GDP adalah pendapatan nasional dari sisi produksi yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh nilai pasar dari barang dan jasa akhir (final good and services).
Pada kenyataannya, cara ini mustahil dilakukan karena 2 (dua) alasan, yaitu:
* Sulit membedakan barang/jasa apakah merupakan barang/jasa akhir atau bukan. Menurut definisinya, barang/jasa akhir adalah barang dan jasa yang siap dikonsumsi oleh konsumen tanpa melakukan proses lebih lanjut. Jadi, penyebutan kata ”akhir” di sini ditentukan oleh konsumennya. Contoh: tepung terigu yang dibeli oleh ibu rumah tangga merupakan barang akhir, tetapi jika pembelinya perusahaan roti, tepung terigu tersebut bukan barang akhir melainkan bahan baku untuk diproses lebih lanjut untuk membuat roti.
* Penghitungan berdasarkan nilai barang/jasa akhir akan menimbulkan ”penghitungan ganda” atau double counting. Misalkan nilai tepung terigu yang sudah dihitung sebagai barang akhir akan terhitung lagi pada waktu menghitung nilai roti. Sebagai jalan keluarnya, yang dijumlah adalah nilai tambah atau value addednya. Value added adalah nilai yang ditambah pada suatu barang/jasa.
Value added = nilai barang jadi – nilai barang baku.
Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan nasional
dilihat dari pendekatan produksi, yaitu:
a) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
b) pertambangan dan penggalian;
c) industri pengolahan;
d) listrik, gas dan air minum;
e) bangunan;
f) perdagangan, hotel dan restoran;
g) pengangkutan dan komunikasi;
h) bank dan lembaga keuangan lainnya;
i) sewa rumah;
j) pemerintahan dan pertahanan; dan
k) jasa-jasa
2. Income Approach
Pendapatan nasional dari sisi pendapatan dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan atas faktor produksi antara lain yaitu:
- Upah/gaji sebagai penerimaan atas tenaga kerja
- Sewa sebagai penerimaan atas properti (gedung, tanah, mesin dll)
- Bunga sebagai penerimaan atas modal
- Deviden sebagai penerimaan atas surat berharga dan lain-lain
3. Expenditure Approach
Pendapatan nasional sisi pengeluaran atau expenditure approach dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran dilakukan oleh para penerima pendapatan dari Income Approach. Biasanya ditulis dengan suatu persamaan identitas yang disebut identitas pendapatan nasional atau National Income Identity (NII), yaitu :
Y = C + I + G + (X – M)
Dimana :
Y = Pendapatan Nasional
C = Consumption / konsumsi
I = Investasi
G = Government Expenditure / pengeluaran pemerintah
X = Export
M = Import
Secara teori, jika tidak ada hal-hal lain yang berpengaruh, besarnya pendapatan
nasional sisi produksi = besarnya pendapatan nasional sisi penerimaan =
besarnya pendapatan nasional sisi pengeluaran.
Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian :
• Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
• Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
• Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
• Ekspor Neto (Neto Export)
Faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
* Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
* Konsumsi dan tabungan
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
* Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Manfaat mempelajari pendapatan nasional:
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu negara
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar
daerah atau antar propinsi
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Adapun sebagian data pendapatan Indonesia dari bidang Pariwisata, berikut adalah
Wisatawan Mancanegara
Tahun | Jumlah | Devisa |
2008 | 6.429.027 | 7.377,39 |
2007 | 5.505.759 | 5.345,98 |
2006 | 4.871.351 | 4.447,98 |
2005 | 5.002.101 | 4.521,89 |
2004 | 5.321.165 | 4.797,88 |
(Update : Des 2008)
(sumber: www.indonesia.go.id)
Berikut juga adalah data ekspor dan impor dari Indonesia:
Neraca Perdagangan
Tahun | Ekspor | Impor |
2009 | 59.722,0 | 50.065,3 |
2008 | 137.020,4 | 129.197,3 |
2007 | 114.100,9 | 74.473,4 |
2006 | 100.798,6 | 61.065,5 |
2005 | 85.660,0 | 57.700,9 |
Update : Jul 2009
(Nilai : Juta US$)
(sumber: www.indonesia.go.id)
Dan realisasi investasi Indonesia:
Realisasi Investasi
PMA | Proyek | Nilai |
2005 | 907 | 8.911,0 |
2006 | 869 | 5.991,7 |
2007 | 982 | 10.341,4 |
2008 | 1.138 | 14.871,4 |
2009 | 1.108 | 10.402,0 |
| | |
PMDN | Proyek | Nilai |
2005 | 215 | 30.724,2 |
2006 | 162 | 20.649,0 |
2007 | 159 | 34.878,7 |
2008 | 239 | 20.363,4 |
2009 | 223 | 33.627,2 |
Updated: 2009-11-30
(sumber: www.indonesia.go.id)
Neraca pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–).
2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Contoh: Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+).
Fungsi Neraca Pembayaran
Fungsi neraca pembayaran adalah sebagai berikut.
* Sebagai suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-barang luar negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.
* Sebagai suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.
* Sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan internasional dari suatu negara.
* Sebagai suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
Tujuan utama neraca pembayaran
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional
Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dibagi kedalam empat komponen sebagai berikut:
a. Neraca perdagangan/Neraca Barang.
Neraca perdagangan yaitu selisih nilai ekspor dan impor barang. Neraca perdagangan termasuk kategori neraca berjalan atau Current Acount. Neraca perdagangan Indonesia umumnya mengalami surplus, artinya nilai ekspor melebihi nilai impor.
b. Neraca Jasa-jasa.
Neraca jasa-jasa yaitu selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa termasuk kategori neraca berjalan atau Current Acount Neraca jasa Indonesia selalu mengalami defisit dan defisitnya lebih besar dari surplus pada neraca perdagangan.
c. Neraca Modal
Neraca modal atau Capital Account merupakan selisih antara aliran modal masuk dan modal keluar. Selama masa krisis ekonomi terlihat neraca modal Indonesia negatif karena banyaknya arus modal jangka pendek ke luar negeri.
d. Neraca Emas
Neraca Emas atau Gold Account adalah transaksi emas ebagai alat bayar atas uang, sedangkan transaksi non monetary gold termasuk ke dalam kategori current account karena diperlukan sebagai barang komoditas biasa.
III. KESIMPULAN
Neraca pembayaran dan pendapatan nasional memiliki manfaat yang hampir sama. Yaitu dapat mengetahui terutama PDB suatu negara kemudian meningkat dengan PNB, umumnya suatu negara berkembang tidak memilki PDB yang lengkap dan terperinci seperti Indonesia alur PDB nya tidak terperinci Amerika Serikat.
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
sumber:
www.id.wikipedia.org
Buku Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro dan Makro) edisi revisi, Rahardja P, Manurung M, Universitas Indonesia
www.indonesia.go.id
No comments:
Post a Comment